Senin, 14 Januari 2008

Semarang Expo Centre


Sebagai layaknya kota-kota besar di Indonesia, Kota Semarang senantiasa memiliki kompleksitas permasalahan perkotaan yang semakin meningkat. Dari satu sisi dihadapkan pada dampak pertumbuhan dan perkembangan kota itu sendiri, baik dari aspek fisik, penataan ruang kota, ekonomi / perdagangan, kepadatan penduduk dan masih banyak aspek lainnya.
Sementara dari sisi lain, sejalan dengan pemberian otonomi daerah kepada Daerah (Kota dan Kabupaten), selain dituntut untuk menanggung beban pembiayaan pemerintah daerah sendiri, juga dituntut untuk memiliki kemampuan dalam mengelola dan mensinergikan sumber daya / potensi yang dimilikinya, guna mengakselerasi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan daerah.
Kenyataan tersebut tentunya perlu disadari bahwa beban ekses otonomi daerah tersebut tidak hanya dipikul oleh Pemerintah Daerah saja, namun merupakan tanggung jawab bersama dari pelaku pembangunan (Stakeholders : Pemerintah Daerah, Swasta dan Masyarakat).

Dalam konteks ini perlu dimaklumi bahwa Kota Semarang, sebagai salah satu kota raya (metropolitan) di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan kota-kota metropolitan lainnya, baik dari aspek pengembangan dan penataan kota, pertumbuhan ekonomi / perdagangan, pemberdayaan masyarakat maupun sektor-sektor pembangunan lainnya, yang seharusnya berpotensi ekonomis bagi daerah.
Dengan kondisi demikian, pelaku pembangunan daerah perlu secara bersama-sama berperan aktif dalam mengambil langkah-langkah dan terobosan untuk mengatasi kekurangan yang ada atau setidaknya berupaya mengurangi diri atas ketertinggalan dari kota-kota metropolitan lainnya.
Dalam menyikapi hal tersebut diatas, maka perlu dilakukan kegiatan pembangunan yang memiliki daya dukung bagi berbagai sektor pembangunan, sehingga pada gilirannya nanti dapat dijadikan andalan daerah sekaligus mampu meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan daerah itu sendiri.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam kesempatan ini perlu ditawarkan sebuah konsep pemikiran bahwa salah satu kegiatan pembangunan yang memiliki peluang bisnis yang cukup besar bagi kota Semarang adalah penyediaan ruang (space) untuk suatu aktivitas tertentu yang memiliki nilai ekonomis tinggi, antara lain perencanaan Pusat Ekspo di Semarang.

Sebagaimana diketahui bahwa dewasa ini penyediaan ruang (space) untuk Pusat perdagangan dan perekonomian baru merupakan kebutuhan penting bagi masyarakat modern, mengingat pemerataan pembangunan harus dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat kota itu.
Berangkat dari gagasan diatas, maka kegiatan pembangunan yang sejalan dengan pemikiran terebut adalah penyediaan lahan untuk menjadi Pusat Ekspo di daerah yang memang tepat dan mempunyai aspek pendukung yang memadahi, dimana pembangunan tersebut selain dapat dijadikan sebagai fasilitas perekonomian, juga memiliki multiplier effect bagi berbagai sektor pembangunan, seperti : sektor pariwisata, ketenagakerjaan dan pendidikan.
Beberapa alternatif lokasi yang menjadi milik pemerintah kota Semarang yang belum tersentuh secara maksimal dalam pembangunan kiranya menjadi daerah potensial untuk dikembangkan menjadi Semarang Expo Centre di kota Semarang, yaitu Lokasi Taman Raden Saleh ( TBRS ), Lokasi Kecamatan Pedurungandan Lokasi Cakrawala. Lokasi Wilayah Bukit Semarang Baru ( BSB ), Lokasi Pucanggading dan Lokasi Jalan Lingkar Soekarno Hatta. Untuk itulah perlu kiranya mulai dipikirkan pemilihan lokasi yang tepat dan rencana bagi pengembangan daerah tersebut yang didasarkan tidak hanya dari satu aspek tetapi dilakukan amatan secara terpadu dari aspek fisik, sosial, ekonomi dan regulasi yang ada.

2 komentar:

niez-nya adit mengatakan...

pusat perbelanjaan gitu kah ?? ato cuma expo center gitu ?? menurut saya lebih baik dibangun pusat perbelanjaan yang lebih banyak dan lebih besar. maksudnya biar lebih banyak pilihan tempat gitu buat belanja. gyahahahhaaaa... (dasar tukang belanja)

omahkampong mengatakan...

ngimpi boleh aja kok. dan orang ngimpi itu pertanda "hidup", karena ngimpi itu juga cita-cita (eh ..kayaknya begitu ya)
tapi om, semarang itu susah lho. nggak tahu kenapa? wong yang sudah ada aja nggak laku. itu.. yang ada di PRJT sana (PRPP) dan yang di imam bonjol. nah lo. lagian investor mana yang mau mbangun?
sudah ya om.